KERAJINAN BATIK KHAS MADIUN
Perkembangan batik di daerah
Madiun cukup signifikan, setelah ditetapkan oleh UNESCO bahwa batik adalah
salah satu warisan budaya indonesia yang kaya akan makna dan filosofi, dan
sejak itulah perkembangan batik di daerah Madiun mulai meningkat.
Jika sebelumnya batik madiun
hanya di produksi dan digunakan oleh kebanyakan masyarakat sekitar, namun kini
batik madiun mulai banyak dikenal oleh masyarakat luar dan mulai digemari oleh
para pecinta batik seluruh Indonesia.
Batik khas Madiun masih tergolong
cukup baru, Batik ini mulai dicetuskan pada tahun 2002, dan Dalam kurun waktu
selama enam tahun, keberadaan batik di Kota Madiun tidak menunjukkan
perkembangan yang cukup berarti. namun saat ini batik Madiun sudah mulai
bangkit dan sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Batik Madiun memiliki motif yang
cukup beragam seperti motif keris tundung Madiun, motif bunga melati dan motif
floral lainnya. Adapun motif batik khas Madiun yang merupakan hasil dari
perlombaan design motif batik yaitu motif porang yang melambangkan komoditas
ekspor, motif beras kutah yang melambangkan lumbung padi dan serat jati, dan
motif ini merupakan motif cerminan daerah Madiun yang sebagian besar wilayahnya
adalah kawasan hutan produksi jati.
Batik Madiun juga memiliki motif
batik yang berbeda dengan motif dari daerah lain. Motifnya berupa motif batik
keris yang terinspirasi dari cerita sejarah Madiun dan memiliki kaitan budaya
berupa cerita sejarah Madiun yaitu warisan keris pusaka yang diterapkan pada ragam
hias utama berupa keris. Terdapat pula motif batik porang terinspirasi dari
tumbuhan di Madiun yang berkaitan dengan kebudayaan mata pencaharian Madiun
yaitu berkebun dan diterapkan pada ragam hias utama berupa tumbuhan porang.
Motif porang ini terinspirasi dari tanaman porang yang banyak tumbuh di Desa
Kenongorejo yang terdapat di tepi hutan. Warna pada batik Madiun tidak terikat,
batik Madiun cenderung tergolong dalam batik pesisiran.
Kabupaten Madiun terletak di
wilayah Provinsi Jawa Timur, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan,
serta Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi di barat. Kabupaten Madiun
dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, dan kabupaten ini juga dilintasi
jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Bagian utara wilayah Madiun berupa
perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian tengah
merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara berupa
pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis dan Gunung Liman.
Potensi alam yang mempesona
banyak menginspirasi para pengrajin batik untuk menciptakan motif batik khas
Madiun. Tak banyak yang tau jika Madiun menyimpan kain tradisional yang khas
yaitu batik Madiun. Batik Madiun sebenarnya sudah ada sejak jaman Mataram,
karena terdapat sebagian wilayah Madiun yang dulunya menjadi kekuasaan kerajaan
Mataram. Setelah sempat beberapa tahun punah, namun pada masa penjajahan
Belanda, Batik Madiun mulai bangkit kembali walau hanya beberapa tahun saja.
Batik Madiun sempat mengalami kejayaan pada tahun 1960-an sampai 1980-an.
Sentra Batik Madiun bisa anda
temukan di Desa Kenongorejo Kecamatan Pilangkenceng yang terletak 7 km dari
kota Caruban, ke arah Utara. Batik di kawasan ini mengalami puncaknya pada
tahun 1960-an, kala itu produksi batik mencapai 6.000 hingga 7.000 lembar
setiap bulannya. Kini produksinya merosot drastis, yakni hanya tinggal 100
hingga 300 lembar setiap bulannya. Hal ini karena peminat batik mulai berkurang
dan akhirnya kalah dengan tren mode kain dan pakaian dari luar negeri. Selain
itu terdapat di Jalan Tuntang, Gang I, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota
Madiun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar