NAMA :
BAGAS SETIAWAN
NPM / KELAS :
41213599 / 2DA02
Ondel-ondel merupakan
salah satu kebudayaan dari Betawi, saat kota Jakarta berulang tahun sosok yang
satu ini tidak akan pernah ketinggalan, bentuk yang unik dan berwarna warni
membuat acara tersebut semakin meriah, ondel-ondel bisa di bilang sebagai
maskotnya kota Jakarta,yang mayoritas penduduknya suku Betawi, meskipun perkembangan
jaman yang sudah serba canggih sosok ini tidak akan pernah lekang oleh jaman,
setiap orang selalu menunggu kehadirannya.
Ondel-ondel
ini terbuat dari kertas dengan ukuran tingginya sekitar dua setengah meter,
dengan diameter garis tengah delapan puluh centimeter, bentuknya yang berwarna
warni dan selalu berpasangan, kerangka ondel-ondel ini terbuat dari anyaman
bambu sehingga mudah untuk di pikul, bagian kepalanya buiat topeng sedangkan
rambutnya terbuat dari ijuk atau yang biasa untuk membuat sapu, ijuk dibalut
dengan kertas berwarna warni sehingga mirip dengan rambut.
Bukan hanya
kota jakarta saja yang mempunyai sejarah akan tetapi ondel-ondel ini juga
mempunyai sejarah, ondel-ondel ini sudah ada sejak jaman pejajahan, pada jaman
dulu ondel-ondel sering di gunakan sebagai penolak bala, tujuannya adalah agar
roh-roh halus yang bergentayangan sering mengganggu manusia bisa diusir, bentuk
wajah yang menyeram dan matanya yang melotot dipercaya mampu untuk mengusir
roh-roh halus,selain itu ondel-ondel juga berfungsi sebagai pengusir wabah di
suatu desa.
Tetapi pada
jaman pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1966-1977 ondel-ondel mulai
diangkat sebagai kesenian rakyat, akan tetapi penampilan sosok ini belum
menarik seperti sekarang, sebelumnya ondel-ondel ini mirip dengan orang-orangan
sawah sangat menyeramkan, namun oleh Ali Sadikin sedikit demi sedikit tampilan
ondel-ondel ini mulai di permak hingga penampilannya m
enarik
hingga saat ini.
Ondel-ondel
juga sering di iringi dengan musik gambang kromong yaitu kesenian musik khas Betawi yang dimainkannya secara
berkelompok, selain ondel-ondel musik ini juga sering mengiringi pertunjukan
lenong betawi, inilah sejarah ondel-ondel dari Betawi, sekian dulu ya sob
Tari jaipong adalah seni
tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira.
Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu
menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari
tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia
dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama
Jaipongan.
SEJARAH TARI
JAIPONG
Karya
Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus
Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan
tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula
dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini
semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media
televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh
pemerintah atau oleh pihak swasta.
C.
PERKEMBANGAN TARI JAIPONG
Dari tari
Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati
Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari
Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni
tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang
di perhatikan. Dengan munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat
kursus-kursus tari Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk
pemikat tamu undangan.
Di Subang
Jaipongan gaya “Kaleran” memiliki ciri khas yakni keceriaan, erotis, humoris,
semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Hal itu tercermin dalam pola
penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti
pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola
(Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini
dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang.
Tari
Jaipongan pada saat ini bisa disebut sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat,
terlihat pada acara-acara penting kedatangan tamu-tamu dari Negara asing yang
datang ke Jawa Barat, selalu di sambut dengan pertunjukkan tari Jaipongan. Tari
Jaipongan ini banyak mempengaruhi pada kesenian-kesenian lainnya yang ada di
Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan wayang, degung, genjring dan lainnya
yang bahkan telah dikolaborasikan dengan Dangdut Modern oleh Mr. Nur dan Leni
hingga menjadi kesenian Pong-Dut.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar