1. Mengenali
Peluang dan Model Pengembangan Rintisan Baru
Seorang wirausahawan
tidak cukup hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi bersedia untuk
mengambil tindakan dalam kerangka waktu yang sangat singkat serta memanfaatkan
peluang dengan cepat. Barangkali tindakan yang diambil tidak selalu efektif, namun
mereka mampu untuk mengikatkan diri dalam komitmen dengan cara-cara yang
sedikit revolusioner.
Agar sebuah peluang
memiliki ciri-ciri tersebut, maka window of opportunity harus terbuka untuk
jangka waktu yang relatif lama, feasible, memberi keunggulan kompetitif, dan
tentu saja menguntungkan dengan return yang menjanjikan. Wirausahawan adalah
seorang yang optimis. Pada saat orang lain menganggap suatu hal sebagai
masalah, maka seorang wirausahawan justru melihatnya sebagai sebuah peluang.
Beragam jenis peluang
muncul sebagai hasil dari perubahan situasi, yang tidak jarang mengakibatkan
kekacauan, kebingungan, persaingan, kesenjangan informasi dan pengetahuan,
serta berbagai kekosongan lainnya dalam sebuah industri atau pasar. Kemampuan
melihat peluang merupakan ketrampilan tersendiri, yang untuk menguasainya
terntu saja diperlukan latihan secara terus-menerus. Dalam rangka melatih
mental guna mengenali peluang-peluang bisnis yang ada, Anita Roddick, pendiri
Body Shop Inc., menyarankan para calon wirausahawan untuk bertanya pada diri
mereka sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Produk
apa atau layanan apa sajakah yang menjadikan kehidupan saya lebih mudah dan
lebih menyenangkan?
b. Apa
yang membuat saya merasa jengkel dan marah?
c. Produk
atau layanan apa sajakah yang akan mampu mengatasi perasaan jengkel dan marah
tersebut?
Dalam hal ini, Roddick mengisyaratkan
bahwa salah satu cara paling mudah untuk mengenali peluang bisnis adalah dengan
pertama-tama melihat kepada diri sendiri. Peluang inilah yang disebut oleh
Marrioti, DeSalvo, dan Towle dengan peluang internal.
Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan
wirausaha:
a. Tahap
memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat
untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan
melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan
akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha
yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
b. Tahap
melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan
mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek:
pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
c. Tahap
mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh
tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka
perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Faktor-faktor motivasi berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil:
a. Memiliki
visi dan tujuan yang jelas.
Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus
dilakukan oleh pengusaha tersebut.
b. Inisiatif
dan selalu proaktif.
Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai
dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi
pada prestasi.
Pengusaha yang sukses selalu mengejar
prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu
segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik
dibanding sebelumnya.
d. Berani
mengambil risiko.
Hal ini merupakan sifat yang harus
dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
e. Kerja
keras.
Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada
waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha
sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan.
f. Bertanggungjawab
terhadap segala aktivitas yang
dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang
pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai
pihak.
g. Komitmen
pada berbagai pihak.
Mengembangkan dan memelihara hubungan
baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang
dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain
kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang
wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang
dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin
itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja.
b. Komitmen
Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai
sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada
kemajuan).
c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang
kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku
bersifat kompleks.
d. Kreatif
dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka
seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya
kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar.
e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila
orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya
ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
f. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang
tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang
rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
2. Cara
Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga cara yang
dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
a. Merintis
Usaha Baru
b. Dengan
Membeli Perusahaan Orang Lain
c. Kerjasama
Manajemen
3. Merintis
Usaha Baru
Ada beberapa unsur yang harus
diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, di antaranya:
a. Bidang
dan Jenis Usaha yang Dimasuki
Pemilihan jenis usaha tergantung pada
kebutuhan pasar dan sumber sumber yang tersedia. Beberapa bidang usaha yang
bisa dimasuki,diantaranya:
·
Bidang Usaha Pertanian
(Agriculture), meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan;
·
Bidang usaha
pertambangan (Mining), meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu dan
bata;
·
Bidang Usaha Pabrikasi
(Manufacturing), meliputi usaha industri, assemblasi dan sintesis;
b. Bentuk
Usaha dan Bentuk Kepemilikan Perusahaan
Pemilihan bentuk kepemilikan badan usaha
ditentukan oleh besar kecilnya skala usaha dan sumber daya yang dimiliki.
c. Tempat
Usaha yang Akan Dipilih
Pemilihan tempat usaha harus
mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektifitas.
d. Organisasi
Usaha yang Akan Digunakan
Kompleksitas organisasi usaha tergantung
pada lingkup atau cakupan usaha, semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks
organisasinya. Sebaliknya, semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana
organisasinya.
e. Lingkungan
Usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong
maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan mikro dan lingkungan makro
berpengaruhterhadap kegagalan dan keberhasilan usaha.
4. Lingkungan
Yang Harus diperhatikan
a. Berdekatan
dengan Target Pasar
Siapa yang menjadi target pasar anda?
Anak-anakkah? Kalangan remaja? atau orang tua? Siapapun target pasar anda,
pastikan anda memilih lokasi yang berdekatan dengan mereka. Dengan begitu,
target pasar anda akan lebih mudah untuk menjangkau toko anda.
b. Mudah
Terlihat oleh Banyak Orang
Lokasi yang mudah terlihat akan menarik
pelanggan dengan cepat, terlebih jika anda menjalankan bisnis makanan, minumna,
dan fashion.
c. Lalu
Lintas
Arus lalu lalang para pengguna jalan
sangat berpengaruh terhadap kuantitas pengunjung toko, terlebih jika anda
menjalankan usaha independent, dimana toko anda berdiri sendiri di pusat perbelanjaan
ataupun komplek pertokoan.
d. Akses
Jalan
Bagaimana arus lalu lintas di sekitar
toko anda? Apakah hanya satu arah saja atau malah dua arah? Apakah toko anda
berada di posisi dimana orang-orang akan berangkat beraktivitas atau pulang
beraktivitas?Hal-hal seperti ini perlu anda perhatikan, karena akses jalan
untuk mencapai toko anda sangat berpengaruh pada keinginan pelanggan untuk
mengunjungi toko anda. Jika akses yang ditempuh cukup rumit, besar kemungkinan
toko anda akan jarang dikunjungi.
e. Berbagi
Area
Ketika anda memilih lokasi dengan
berbagi area berarti anda telah siap untuk bersaing dan berkompetisi, karena di
area tersebut tentu telah ada kompetitor yang mendahului anda.
f. Biaya
Sewa
Umumnya harga sewa yang dikenakan bagi
lokasi strategis cukup mahal. Selisihnya dengan lokasi lain yang kurang
strategis juga cukup besar.
5. Mengembangkan
Usaha secara Eksternal
1. Pelanggan / Konsumen
Konsumen dapat dibagi atau dibedakan
menjadi 2, yaitu konsumen perorangan atau individu dan konsumen
lembaga/perusahaan/bisnis. Konsumen membelanjakan uang yang dimilikinya untuk
barang atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Pemasok / Suplier / Suplayer
Membatu perusahaan untuk mendapatkan
faktor produksi atau input untuk diolah menjadi keluaran atau output yang
memiliki nilai tambah.
3. Pemerintah
Lembaga yang membuat undang-undang,
kebijakan serta peraturan agar roda perekonomian suatu negara atau daerah dapat
berjalan seperti yang telah direncanakan.
4. Serikat
Pekerja
Berkaitan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan pekerja seperti upah, jam kerja, fasilitas, kondisi kerja,
dan sebagainya
5. Pesaing
/ Rival
Semakin kuat pesaing kita maka akan
mengurangi omset perusahaan, sehingga perlu secara terus menerus melakukan
pengembangan dan perbaikan untuk dapat menguasai pasar.
6. Lembaga
Keuangan
Contohnya seperti bank, asuransi,
leasing atau sewa guna, dan lain sebagainya yang membantu perusahaan dalam
mengelola keuangannya.
7. Lembaga
Konsumen
Lembaga ini akan membantu konsumen dalam
memperjuangkan haknya. Jika ada masalah antara konsumen dengan produk
perusahaan, maka lembaga konsumen akan membantu konsumen.
8. Kelompok
Khusus
Contohnya seperti kelompok sosial,
kelompok pecinta alam, dan lain-lain
9. Pihak
yang Berkepentingan Lain
Memperhatikan lembaga atau organisasi
lain yang berhubungan dengan bisnis yang dijalankan. Jika kita terjun ke dalam
bisnis rumah sakit, maka kelompok dokter, paramedis, pasien, dan lainnya harus
diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar